Kasak-kusuk kemacetan dan banjir di Jakarta akan semakin parah

kemacetan dan banjir di Jakarta akan semakin parah
Kaskus Pedia : Permasalahan kemacetan dan banjir di Jakarta akan semakin parah lagi pada tahun 2014 mendatang jika pemerintah tidak mengambil tindakan yang jitu. Dengan kondisi Jakarta yang kurang baik dalam hal pengelolaan tata kotanya, bisa dipastikan 2014 nanti akan semakin parah tingkat kemacetan dan banjirnya. Hal ini dikarenakan kurang sigapnya atau bisa dikatakan cuek bebek dalam hal pengelolaan tata kotanya. Terlihat pada langkah-langkah yang diambil dalam membenahi tata letak kota Jakarta. Bukan masalah karena pemerintahan kota Jakarta kurang pintar dalam hal mengambil tindakan atau keputusan saja, tapi karena kurangnya kesadaran penduduk kota Jakarta juga menjadi peran penting semerawutnya kota ini. Coba saja anda lihat gorong-gorong yang ada disekitar anda, nyaris tidak berfungsi sebagai fungsi yang seharusnya mengalirkan air dari setiap sudut kota. Gorong-gorong di ibu kota ini lebih layak disebut sebagai tempat sampah, karena bisa dilihat lebih banyak sampahnya daripada airnya yang seharusnya mengalirkan air.

Kontes seo IDRpoker.com agen texas poker online indonesia terpercaya. Tingkat kemacetan di Jakarta sudah tidak perlu dikatakan lagi, karena setiap harinya sudah pasti macet dimana-mana. Malahan saya lebih mengatakan seperti mudik setiap hari jika anda tinggal di Jakarta. Kebayangkan kemacetan pada arus mudik lebaran biasanya? Nah seperti itulah kota Jakarta pada setiap harinya. Menurut saya Jakarta sudah tidak cocok lagi sebagai ibu kota negara Indonesia ini, karena sudah jelas terlihat pengelolaan kotanya sungguh semerawut. Banyaknya orang yang parkir sembarang di pinggir jalan adalah salah satu faktor penyebab kemacetan di Jakarta. Padahal orang yang parkir tersebut adalah dari golongan orang kaya yang mempunya kendaraan jenis mobil. Seharusnya mereka sadar kalau hal itu sudah mengganggu ketertiban umum di jalan raya, eh tapi mereka cuek saja. Mereka hanya berpikir yang penting ga susah, sepertinya bodo amat jika menyusahkan orang lain atau orang banyak sekalipun.

Tingkat kesadaran penduduk Jakarta memang minimalis banget, layaknya model rumah saat ini. Seharusnya model rumah boleh minimalis, tapi pikirannya harus tetap maksimalis dong. Belum lagi fungsi trotoar yang seharusnya dapat digunakan oleh para pejalan kaki, tapi kenyataannya malah dijadikan tempat berjualan atau lahan parkir. Pada hal ini yang anehnya ada bagian pengelolanya, dan tidak jauh lagi adalah aparat pemerintah kota setempat juga. Aparat malah memberikan akses trotoar untuk berjualan, dan menjadikan suplai rupiah bagi mereka karena ijinnya berjualan dari para pedagang. Para pedagang tentu saja mau berjualan di tempat tersebut, karena banyaknya orang yang hilir mudik maka kemungkinan orang membeli juga banyak. Inilah paradigma yang terjadi di kota Jakarta yang tercinta ini, aparatnya yang semena-mena, pedagangnya tidak sadar diri dan hanya mementingkan dirinya sendiri untuk berjualan dan meraih keuntungan walaupun merepotkan orang banyak.

kemacetan dan banjir di Jakarta akan semakin parah
Program transportasi jalur busway juga dianggap kurang tepat pada pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan pemakaian atau pengambilan jalan umum menjadi jalur busway. Dari yang sebelumnya 3 jalur umum menjadi 2 jalur umum dan 1 jalur busway. Padahal sudah jelas dengan adanya 3 jalur umum saja jalanan tersebut mempunyai kondisi kemacetan yang parah, eh malah di pangkas untuk jalur busway. Yang sudah pasti lebih sempitlah jalur untuk melalui jalanan tersebut. Seharusnya jalur busway itu dibuat oleh sendirinya dan tidak mengurangi jalur kendaraan yang sebelumnya. Coba anda pikirkan dengan 3 jalur umum saja sudah macet parah, sekarang menggunakan 2 jalur saja dan 1 jalur busway yang bisa dibilang mubazir karena hanya dilewati busway beberapa saat saja. Selebihnya jalur busway dibiarkan melongpong dikarenakan kendaraan selain busway dilarang melintas pada jalur ini.

Seharusnya pemerintah dapat berpikir lebih bijak, bukan malahan mengharuskan semua orang naik busway. Karena tidak semua orang dapat bekerja dengan menggunakan busway, sistem pelaksanaan busway yang buruk juga membuat malas warga untuk menggunakannya. Bayangkan saja transportasi modern yang masih menggunakan sistem tradisional. Kenapa tradisional? Busway sudah penuh masih saja dijejali penumpang yang naik, jika memang banyak penumpang pada jalur tersebut seharusnya pihak transjakarta memperbanyak buswaynya. Apalagi pada titik-titik halte transit seringkali menunggu lama kedatangan busway. Transportasi macam apa? Hal ini tidak lebih jauh dari metro mini yang biasanya beroperasi, hanya mengganti label metro mini menjadi busway dimana letak aman dan nyamannya???

Hal ini berlaku juga pada alat transportasi kereta api yang digunakan di ibu kota ini. Padahal sudah tahu jika pada jam-jam tertentu itu penumpang akan membludak, misal pada saat berangkat kerja dan pulang kerja. Walaupun diluar jam tersebut masih sering terjadi kepadatan penumpang pada kereta jenis commuter (dalam kota). Tapi tetap saja tidak ada tindakan bijak yang seharusnya diambil untuk memberikan rasa aman dan nyaman dalam menggunakan transportasi ini. Penumpang di kereta dibiarkan sampai berjubel, tidak ada petugas yang melarang penumpang untuk menaiki kereta yang sudah penuh sesak. Transportasi macam apa ini???

Sudah jelaslah semua penduduk Jakarta tidak akan menggunakan alat transportasi yang penuh sesak seperti itu. Coba bayangkan jika transportasi yang ditata baik secara rapih, bisa dipastikan seorang bos perusahaan juga akan menggunakan alat transportasi tersebut dan menggunakan kendaraan pribadi pada waktu-waktu tertentu saja. Lantas apa yang terjadi pada jalanan di kota Jakarta? Parahnya aparat polisi lebih mementingkan melakukan penilangan kendaraan bermotor daripada membenahi kendaraan pada jalur macet. Malahan terkesan cuek dengan kemacetan yang dianggapnya sudah biasa terjadi, seharusnya dibantu dalam pengaturan lalu lintas dijalan raya pak, bukannya malahan hobby menilang.

Malahan bisa dikatakan jalanan itu akan macet jika ada polisinya, lebih parah lagikan? Disinilah tugas aparat kepolisian lalu lintas yang kurang baik pelaksanaannya. Tidak memilih prioritas yang seharusnya lebih dilakukan terlebih dahulu sebelum prioritas lainnya, tapi para aparat kepolisian lalu lintas lebih gemar melakukan penilangan. Bagaimana citra kepolisian akan terlihat lebih baik jika seperti ini?? Malahan saya pernah melihat kepolisian lalu lintas menggelar razia di jalanan yang tingkat kemacetannya parah, hadeuh dimanakah letak prioritasnya??

Terima kasih atas waktu dan kunjungannya, anda telah membaca artikel kemacetan dan banjir di Jakarta akan semakin parah. Lain kali akan saya bahas lebih lanjut lagi dan lebih menarik lagi. Semoga kota Jakarta ini lekas dibenahi agar layak menyandang ibu kota Indonesia yang sebagaimana mestinya, salam blogger!